Ubud, Bali – Dalam rangka memperingati Hari Museum Internasional yang jatuh setiap tanggal 18 Mei, Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono, yang akrab disapa Ibas, melakukan kunjungan ke Museum Rudana di Ubud, Bali. Kunjungan ini disambut langsung oleh Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana, yang mengapresiasi tinggi kepedulian tokoh nasional seperti Ibas terhadap pelestarian warisan budaya bangsa melalui museum.

Kunjungan Ibas ke Museum Rudana pada Minggu (18/5) ini dimaknai bukan sekadar agenda seremonial, melainkan sebagai wujud perhatian dan ruang dialog yang tulus untuk menimbang masa depan museum Indonesia. Putu Supadma Rudana, yang juga merupakan pendiri Museum Rudana, menyambut baik kehadiran pimpinan MPR tersebut dan melihatnya sebagai bentuk kerja sama antara AMI dan lembaga negara dalam memperkuat peran museum di tanah air.

“Kehadiran Mas Ibas kami maknai sebagai kunjungan persahabatan dan kepedulian mendalam terhadap nasib warisan budaya kita. Ini bukan semata kegiatan seremonial, tetapi ruang dialog yang tulus untuk menimbang masa depan museum Indonesia,” ujar Putu Supadma Rudana.

Dalam dialog yang hangat di Museum Rudana, dibahas berbagai isu krusial terkait pengelolaan dan pengembangan museum di Indonesia. Keduanya sepakat mengenai pentingnya memperkuat kebijakan yang berpihak pada museum sebagai lembaga pendidikan dan penelitian. Perlunya membangun kerja sama yang erat antara museum, pemerintah, kampus, dan masyarakat juga menjadi sorotan, guna menciptakan ekosistem kebudayaan yang saling mendukung.

Selain itu, diskusi juga menyentuh pentingnya mendukung upaya digitalisasi museum, pelestarian koleksi yang ada, serta penguatan kapasitas tenaga kerja di bidang permuseuman. Di era digital dan globalisasi, museum diharapkan tidak hanya menjadi ruang untuk mengenang masa lalu, tetapi bertransformasi menjadi tempat belajar yang aktif, terbuka, relevan, dan berpandangan ke depan.

Ibas sendiri dalam kunjungannya menekankan pentingnya melestarikan seni, budaya, dan museum sebagai jembatan peradaban sekaligus perekat bangsa dalam keberagaman. Menurutnya, museum adalah tempat merekam jejak sejarah, merawat nilai-nilai luhur, dan menciptakan ruang belajar lintas generasi. Museum bukan sekadar bangunan statis, tetapi denyut hidup peradaban yang menyatu dalam jati diri bangsa.

Wakil Ketua MPR ini juga mengajak seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Bali, untuk bersama-sama memperjuangkan Undang-Undang tentang Kebudayaan. Menurutnya, pembentukan aturan perundang-undangan yang kuat sangat dibutuhkan untuk memberikan payung hukum yang memadai bagi pelestarian dan pengembangan kebudayaan, termasuk museum.

Kunjungan Ibas ke Museum Rudana juga dihadiri oleh sejumlah tokoh budaya Bali, seperti maestro tari Anak Agung Gde Oka Dalem dan empu keris Pande Nyoman Budiarta, bersama para empu dari Pasikian Prapen Maha Semaya Warga Pande Provinsi Bali. Kehadiran mereka menambah kekayaan dialog dan menunjukkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat terhadap upaya penguatan peran museum.

Putu Supadma Rudana berharap, dengan adanya perhatian dari tokoh-tokoh nasional seperti Ibas, nasib museum di Indonesia akan semakin baik. Museum diharapkan bisa lebih berperan dalam diplomasi budaya di tingkat internasional dan berkontribusi lebih besar dalam membangun karakter bangsa, serta menjadi ajang menyampaikan harapan bersama agar museum di Indonesia bisa lebih terbuka, relevan, dan berdampak bagi masyarakat.

Melalui kunjungan ini, Ibas dan AMI kembali mengingatkan pentingnya peran museum dalam menjaga identitas bangsa di tengah arus globalisasi. Dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, legislatif, akademisi, komunitas, hingga individu seperti Ibas, sangat dibutuhkan untuk memastikan museum tetap relevan, terawat, dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat sebagai sumber pengetahuan dan inspirasi peradaban.